Real-Time PCR (qPCR)
PCR adalah singkatan dari Polymerase Chain Reaction. Jika dialih bahasakan ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi reaksi berantai menggunakan aktivitas enzim
Polymerase. PCR merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA
secara enzimatik tanpa menggunakan organisme. Dengan teknik ini, orang dapat
menghasilkan DNA dalam jumlah besar dalam waktu singkat sehingga memudahkan
berbagai teknik lain yang menggunakan DNA. Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis
pada tahun 1983 dan ia memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1994 berkat temuannya
tersebut. Penerapan PCR banyak dilakukan di bidang biokimia dan biologi
molekular karena relatif murah dan hanya memerlukan jumlah sampel yang sangat
kecil.
Real Time PCR (qPCR) adalah suatu metoda analisa yang
dikembangkan dari reaksi PCR. Dalam ilmu biologi molekular, Real Time PCR
(juga dikenal sebagai quantitative
real time polymerase chain reaction (Q-PCR/qPCR) atau kinetic polymerase chain reaction), adalah suatu teknik
pengerjaan PCR di laboratorium untuk mengamplifikasi (memperbanyak) sekaligus
menghitung (kuantifikasi) jumlah target molekul DNA hasil amplifikasi tersebut.
Real Time PCR memungkinkan dilakukannya deteksi dan kuantifikasi (sebagai nilai
absolut dari hasil perbanyakan DNA atau jumlah relatif setelah dinormalisasi
terhadap input DNA atau gen-gen penormal yang ditambahkan) sekaligus terhadap
sekuens spesifik dari sampel DNA yang dianalisa.
Real Time PCR (qPCR) atau dapat pula disebut kuantitatif PCR real time
(qPCR) atau PCR kinetik adalah teknik laboratorium berdasarkan PCR, yang
digunakan untuk mengamplifikasi dan secara simultan mengukur molekul DNA target.
Untuk satu atau lebih urutan tertentu dalam sampel DNA, Real Time-PCR
memungkinkan deteksi dan kuantifikasi secara bersamaan. Kuantitas yang didapat
berupa jumlah salinan mutlak atau jumlah relatif ketika dinormalisasi untuk DNA
yang dimasukkan atau gen normalisasi tambahan.
Pada analisa PCR konvensional deteksi keberadaan DNA
dilakukan pada akhir reaksi dan pengamatan keberadaan DNA hasil amplifikasi
dilakukan di gel agarose setelah dilakukan proses elektroforesis. Sedangkan
analisa menggunakan Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan pengamatan pada
saat reaksi berlangsung, keberadaan DNA hasil amplifikasi dapat diamati pada
grafik yang muncul sebagai hasil akumulasi fluoresensi dari probe (penanda).
Pada Real Time PCR pengamatan hasil tidak lagi membutuhkan tahap
elektroforesis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel agarose dan penggunaan
Ethidium Bromide (EtBr) yang merupakan senyawa karsinogenik.
Cara kerja
Real Time PCR mengikuti prinsip umum reaksi PCR; utamanya adalah DNA yang telah
diamplifikasi dihitung setelah diakumulasikan dalam reaksi secara real time
sesudah setiap siklus amplifikasi selesai. Terdapat 2 (dua) metode kuantifikasi
yang umum digunakan antara lain :
(1) Menggunakan zat pewarna fluoresensi yang akan terinterkalasi
dengan DNA rantai ganda (dsDNA) misalnya SyBr Green, dan
(2) Probe (penanda) yang berasal dari hasil modifikasi DNA
oligonukleotida yang akan berpendar (flourensensi) ketika terhibridisasi dengan
DNA komplemen, misalnya probe FRET (Hybridisasi) dan probe TaqMan. Dalam setiap
pengamatan proses PCR, sinyal fluoresensi yang dipancarkan akan meningkat
secara proporsional setiap siklus PCR telah berhasil dilakukan sejalan dengan
bertambahnya produk DNA (DNA hasil amplifikasi) yang dihasilkan.
Prinsip Real Time PCR (qPCR) |
Terima Kasih sudah bekunjung di blog
labbiomolekuler ini...
Dalam blog ini akan Kami share segala sesuatu seputar biologi
molekuler
Kami pun menyediakan segala keperluan
laboratorium biologi molekuler (khususnya) dan laboratorium umum...
makasi ya infonya
BalasHapussekedar taya di indonesia dimana saja yang memiliki alat qRT-PCR ini??
BalasHapusdi Pusat Studi satwa dan Primata taman kencana bogor, Lab Genetic fakultas PETERNAKAN IPB, Lab FKH, di UI jg ada
Hapuskalau daerah makassar di universitas hasanudin
BalasHapusbanyak sekali laboratorium terutama BSL 3 yang sudah punya alat real time qPCR ini.
BalasHapusBiaya qPCR berapa ya kira2? Berarti bisa untuk menghitung jumlah bakteri yang blm bisa dikultur juga ya?
BalasHapusnonton video sabung ayam bangkok
BalasHapus