AFLP :
Amplified Fragment Length Polymorphisms
AFLP merupakan
teknik analisis DNA marker yang dapat diketakan paling superior dibandingkan dengan
teknik analsis DNA marker lain dikelasnya seperti RAPD, RFLP, SSR dan
mikrosatelit dari segi efisiensi, reabilitas dan resolusi hasil fingerprinting.
Sama seperti teknik analisis DNA marker lainnya, teknik ini digunakan untuk
skrining keragaman genetik. AFLP merupakan salah satu DNA Marker yang cenderung
menghasilkan dominant marker dibanding
dengan co-dominant marker. Aplikasi
umumnya lebih baik dilakukan menggunakan AFLP adalah pathotyping, populasi genetik, DNA fingerprinting dan QTL mapping
namun AFLP kurang baik dalam mengidentifikasi marker homologis (ales) dan
tidak presisi dalam menentukkan bagian alel seperi analisis heterozygositi.Penanda
AFLP terbentuk dari adanya perbedaan panjang fragmen yang terpotong oleh enzim
restriksi akibat dari adanya Single Nucleotide Polymorphism (SNP) atau adanya
insersi/delesi pada basa genom.
a Skema penetuan skor
ini berdasarkan Hillis et al. dan
Karp & Edwards
b Marker AFLP akan
mudah dilakukan dengan bantuan genotyper automatis atau ketika menggunakan gel
elektroforesis beresolusi rendah atau elektoforesis menggunakan polyacrilamide
Alur pengerjaan analisis
AFLP marker
Tahapan AFLP : Pemotongan dan pemasangan sekuens adaptor ; amplifikasi selektif
(a) Sejumlah kecil DNA (~50 ng) dicerna oleh 2 enzim restriksi
(b) AFLP adaptor diligasikan pada ujung sekuens yang terpotong enzim
restriksi
(c) Ligasi adaptor dilakukan bersamaan dengan enzim restriksi seperti
ligasi fragmen-ke-fragmen yang kemudian dipotong ulang oleh enzim restriksi. Adaptor
didesain sehingga ligasi dari fragmen ke adaptor tidak mengharuskan adanya penyusunan
kembali area restriksi. Ujung sekuens dari setiap fragment yang dipsang adaptor
akan mengandung sekuens adaptor (sekuens berwarna merah) dan akan ada bagian
yang tertingggal dari sekuens restriksi (basa berwarna hijau dan biru). Ujung
sekuens yang diketahui ini berperan sebagai
penempelan primer dalam tahapan
selanjutnya yaitu proses AFLP-PCR atau amplifikasi selektif.
Hasil amplifikasi
selektif ini sangat bergantung pada ukuran sampel genom, karena pada proses restriksi-ligasi
akan dihasilkan ribuan fragmen yang ditempeli adaptor. Hasil penempelan adaptor
ini akan divisualisasi menggunakan elektroforesis dan hanya fragmen yang
mengandung adaptor yang akan teramplifikasi. Untuk mendapatkan amplifikasi
selektif dari fragmen ini, primer diperpanjang kedalam bagian fragmen yang
tidak diketahui (basa yang digaris bawahi). Biasanya satu sampai tiga basa
dipilih secar acak dibelakang daerah pengenalan restriksi. Proses amplifikasi
selektif ini pertama dilakukan dengan pemanjangan basa tunggal diikuti oleh
lebih banyak lagi primer selektif sampai 3 panjang basa. Primer dibedakan hanya
oleh basa tunggal dalam pemanjangan AFLP marker ini sehingga amplifikasi
selektif dapat dicapai. Panjang dari proses pemanjangan ini akan bervariasi
sesuai dengan ukuran genom dan akan menghasilkan jumlah produk yang optimal
(pita). Tidak adanya smear pada hasil
elektroforesis atau ko-migrasi pita yang baik selama proses elektroforesis akan
menghasilkan informasi yang memadai sebagai data untuk analisis AFLP ini
sehingga akan diketahui fraksi atau pemecahan
genom yang representatif.
Bagaimana
hasil analisis AFLP dinilai?
Produk AFLP-PCR
bisa dipisahakan dan dinilai mulai dengan menggunakan gel elektroforesis
sederhana hingga genotyping automatis
menggunakan automatis genotyper.
Poliakrilamide gel elektroforesis juga banyak digunakan untuk menyediakan
resolusi maksimum dari pola pita AFLP hingga tingkat perbedaan panjang
nukleotida tunggal untuk dinilai dari gel agarosa.
Analisis fragmen
menggunakan genotyper automatis
Realibilitas
atau tingkat kepercayaan hasil AFLP
Karena AFLP
merupakan dominant marker , penanda
atau marker multilokus yang dinilai
dari ada/tidaknya fragmen, kegagalan amplifikasi dari suatu fragmen akan
mengurangi kepercayaan dari hasil AFLP. Keberadaan artifak fragmen atau smear pada gel yang kemungkinan berasal
dari tahap restriksi-ligas. Maka, untuk meningkatkan reabilitas hasil AFLP
pemotongan enzimharus terjadi secara sempurna agar tidak terjadi amplifikasi
lanjutan dari fragmen yang tidak terpotong. Pemotongan enzim yang sempurna
dapat dihasilkan dari kualitas DNA yang tinggi dan konsentrasi enzim restriksi
yang tepat namun pada proses PCR seringkali dihasilkan artifak dan artifak ini
dapat diminimalisir oleh suhu annealing primer
yang tinggi, dimana suhu annealing primer AFLP cenderung tinggi. Hal ini
ditujukan untuk menghindari mispiriming
dari data analisis nilai AFLP dari tes duplo menunjukkan rata-rata eror dari
analisis ini adalah 0-2%.
Tahapan
AFLP dan bahan material yang dibutuhkan
Tahapan
|
Nama produk
|
Brand
|
Isolasi DNA
|
Genomic DNA Extraction Kit
|
Macherey-Nagel
|
Pemotongan enzim restriksi
|
Restriction
enzyme (EcoR1, etc.)
|
Sigma-Aldrich
|
PCR
|
REDTaq® ReadyMix™ PCR Reaction Mix
|
Sigma-Aldrich
|
2xPCR
Master mix Solution (i-pfu)
|
Intron
|
|
Elektroforesis
|
Agarose [High Resolution, DNAse/RNAse-free]
|
Sigma-Aldrich
|
|
Polyacrylamide
|
Sigma-Aldrich
|
*untuk informasi produk lebih lengkap silahkan
kunjungi wesite kami www.biosm-indonesia.com
Sumber
:
Mueller,
Urich & L. L. Wolfenbarger. AFLP Genotyping and fingerprinting. TREE vol.
14, no. 10 October 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar